Ibu hamil memiliki kerentanan dari segi kesehatan dan daya tahan tubuh serta nutrisi yang harus dijaga agar tumbuh kembang janin dalam kandungan tetap sehat dan kuat.
Meski begitu, terdapat penyakit yang menghantui ibu hamil sehingga menggangu Morbilitas atau angka kesakitan dan angka kematian atau Mortalitas. Lalu, penyakit apa yang bisa menyebabkan Mortalitas dan Morbilitas bagi ibu hamil?
Obstetri Ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten, dr Aprilia Putrie Dewi Puspita Sari mengatakan, hipertensi menjadi penyebab timbulnya Mortalitas dan Morbilitas pada ibu hamil. Hipertensi dalam kandungan ini menjadi pembunuh nomor satu pada ibu hamil di Banten.
"Penyakit yang paling sering menyebabkan morbilitas dan mortalitas pada ibu hamil adalah hipertensi dalam kandungan dan ini menjadi pembunuh nomor satu yang menyebabkan angka kematian kita belum beranjak turun," ujarnya saat ditemui di RSUD Banten.
Ibu hamil yang terkena hipertensi harus waspada ketika tekanan darah sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg atau tekanan darah diastolic diatas 90 mmHg. Ada empat jenis hipertensi yang harus diwaspadai yaitu hipertensi ringan yang muncul setelah usia kehamilan 20 minggu ditandai dengan tanpa adanya protein dalam urin.
Kedua, hipertensi berat, gejala ini muncul ketika tekanan darah tinggi disertai adanya protein dalam urin. Ketiga, hipertensi paling berat yaitu hipertensi yang diiringi dengan adanya protein pada pemeriksaan urin disertai kejang.
Hipertensi keempat merupakan hipertensi tingkat kronis yang ditemukan pada ibu hamil dengan riwayat darah tinggi sebelum kehamilan.
Lantas faktor-faktor apa saja yang menyebabkan ibu hamil terkena hipertensi? Dilansir dari Yankes.kemkes.go.id, faktor yang menyebabkan ibu hamil terkena hipertnesi yaitu overweight, obesitas dan diabetes melitus.
Selain itu, dampak dari ibu hamil terkena hipertensi ringan ternyata dapat meningkatkan risiko jangka panjang yang mengakibatkan terjadinya penyakit Kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner dan gagal jantung.
Untuk mencegah dampak buruk hipertensi pada ibu hamil, Aprilia menyarankan ibu hamil untuk mengkonsumsi obat anti hipertensi selama kehamilan dan rutin memeriksakan diri pada fasilitas kesehatan.
"Jadi satu-satunya yang harus kita cegah dengan melakukan Antenatal Car (ANC) yang berkualitas, jadi begitu tahu tekanan darahnya beranjak naik maka harus segera dibelikan obat pereda penurun darah yang aman untuk ibu hamil," terangnya.
Selain hipertensi, risiko terjadinya kematian pada ibu yaitu adanya infeksi yang menyebabkan ketuban pecah, yang diawali adanya keputihan. Munculnya keputihan ini seringkali dianggap normal, padahal sebetulnya tidak normal.
"Kemudian kedua yang sering dialami adalah infeksi yang menyebabkan terjadinya pecah ketuban, biasanya berawal dari keputihan, kemudian keputihannya sering dianggap normal padahal tidak normal," kata Aprilia.
Dari seringnya muncul keputihan pada ibu hamil dapat menyebabkan tumbuhnya kuman yang akan menjalar dan menggerogoti atau membuat ketuban pecah.
"Itu yang menyebabkan kuman yang mana proses pencairannya naik dari vagina kemudian menggerogoti atau membuat lapisan ketuban menjadi lebih rentan dan akhirnya pecah ketuban,"ungkapnya.
Begitu rentannya ibu hamil terkena risiko penyakit, sehingga diperlukan asupan protein dan makanan bergizi yang cukup serta memeriksakan kesehatan ibu dan janin selama kehamilan secara rutin.
Sumber: Tenaga Kesehatan RSUD Banten dan Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.