Suku Baduy merupakan suku asli Indonesia yang berada di Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Leuwidamar, Lebak, Banten. Suku Baduy atau warga Kanekes hidup berdampingan dengan alam dan masih menjaga tradisi dan kearifan lokal.
Suku yang satu ini terbagi dalam dua golongan yaitu: Baduy Dalam dan Baduy Luar. Perbedaan dari kedua suku ini adalah dalam menjalankan pikukuh atau aturan adat.
Baca juga:
Pengetahuan Lokal Warga Kanekes Baduy dalam Mitigasi Bencana
Perbedaan lainnya yaitu dari penampilannya. Baduy dalam memakai ikat kepala putih dan pakaian serba putih, sedangkan orang Baduy luar memakai ikat kepala dan pakaian serba hitam.
Sebagai bagian dari etnis Sunda, Suku Baduy menggunakan Bahasa Sunda Banten sebagai bahasa sehari-hari. Ini digunakan pada hampir seluruh masyarakat Baduy, baik itu Baduy dalam, maupun Baduy ular.
Banyaknya larangan serta pantangan yang harus mereka taati salah satunya di Baduy dalam tidak boleh menggunakan elektronik seperti handphone, televisi, dan elektronik lainnya.
Begitu juga kepada pengunjung yang ingin datang berwisata ke Baduy harus mengikuti larangan/aturan yang tidak boleh di langgar contohnya saat berada di area Baduy dalam tidak dibolehkan memotret dan mengambil video, dilarang membawa dan menggunakan sabun, deterjen dan pasta gigi.
Suku ini terbilang unik karena keduanya masih berpegang teguh dengan adat istiadat leluhur yang kini masih terjaga kearifannya, terutama Baduy dalam yang masih mempertahankan tradisi nenek moyang dan aturan adat.
Baca juga: Mengenal Angklung Buhun
Sementara Baduy luar sudah terpengaruhi oleh pola gaya hidup modern contohnya seperti menggunakan elektronik (handphone) dan juga lampu emergency dan mainan anak-anak yang terbilang modern.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat berkunjung ke Desa Wisata Saba Baduy pada 2022 lalu terpukau dengan potensi budaya yang dimiliki oleh desa tersebut.
"Saya tadi melihat begitu banyak potensi mulai dari potensi budaya juga potensi alam," kata Menparekraf Sandiaga.
Desa Wisata Saba Budaya Baduy di Kabupaten Lebak, Banten, masuk dalam 50 Besar desa wisata terbaik ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2022.
Baca:
Desa wisata ini memiliki potensi pariwisata dan ekonomi kreatif yang tinggi, dengan mengandalkan konsep pariwisata berkelanjutan berbasis alam, budaya lokal serta keramahan masyarakatnya.
Ekonomi kreatif hasil buatan tangan warga Baduypun turut melengkapi pariwisata di sini. Hasil kerajinan yang dibuat diantaranya anyaman bambu, madu, tenun baduy, gula aren dan masih banyak lagi.
Kendati demikian, Menparekraf Sandiaga menilai sisi aksesibilitas dari desa wisata ini perlu ditingkatkan.
Bersama pihak-pihak terkait, Menparekraf Sandiaga berkomitmen meningkatkan aksesibilitas agar keberadaan Desa Wisata Saba Budaya Baduy memiliki dampak yang luas terhadap kebangkitan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat. (Latif/MGNG)
Artikel lainnya dapat di akses di sini
Sumber:
1. Kemenparekraf.go.id
2. Youtube Pemerintah Provinsi Banten